Selasa, 18 September 2012

Pentingnya Sebuah Perkunjungan Gerejawi

Dasar dari Sebuah Perkunjungan

Perkunjungan (jw.: Patuwen) adalah kegiatan yang pada hakikatnya merupakan tindakan manusiawi untuk membangun dan mengembangkan relasi antar sesama. Dengan melihat sisi positif dari perkunjungan, maka gereja menempatkan perkunjungan ke dalam aktivitas gerejawi untuk menjaga kesinambungan hidup gereja dengan cara memperhatikan kehidupan jemaat dan menempatkan jemaat dalam posisi yang terpenting dalam kehidupan bergereja.

Hal ini semakin mendasar ketika kita melihat bahwa dalam kehidupan-Nya, Tuhan Yesus pun pernah mengatakan bahwa IA adalah Gembala Yang Baik, yang selalu mengenal domba-domba-Nya dan bahkan yang rela memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan para domba-Nya. Ini menunjukkan betapa berartinya domba itu bagi Sang Gembala Agung. Bagi Tuhan Yesus, yang penting bukanlah mempertahankan hidup-Nya sendiri, melainkan memberikan hidup-Nya untuk menghidupi domba-domba-Nya.

Sesuai dengan gambaran di atas, maka perkunjungan harus dipahami dalam terang dasar seperti di bawah ini:

 a.  Perkunjungan adalah bentuk dari Evangelisasi oleh Presensia
Marilah kita pahami terlebih dahulu bahwa perkunjungan itu adalah salah satu bentuk dari evangelisasi Gereja. Yang dimaksud dengan evangelisasi Gereja adalah sebuah tindakan konkret dari gereja untuk menyatakan dan memberitakan kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah, baik melalui perkataan dan perbuatan,  kepada manusia (= manusia Kristen dan bukan-Kristen) di seluruh dunia. Dan untuk memberitakan kabar tersebut, maka salah satu media/ sarana yang dipakai adalah dalam wujud perkunjungan kepada warga.

Mengapa perkunjungan  itu dikatakan sebagai bentuk dari evangelisasi? Perlu dipahami di sini bahwa pemberitaan kabar baik pertama (atau seorang evangelis pertama) dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri. IA, yang adalah Tuhan, telah hadir dan menetap (present) di antara manusia dan memberitakan setiap kabar kesukacitaan tentang Kerajaan Allah kepada manusia. Jadi pemberitaan tersebut, pada dasarnya dilakukan dengan cara hadir dan meng-“ada” di antara manusia (istilah ini kemudian dikenal dengan presensia).

Jika demikian, perkunjungan itu menjadi penting dalam kegiatan gerejawi. Karena melalui perkunjungan para pelayan gereja hadir dan meng-“ada” di antara kehidupan para warga. Dan dalam kehadirannya tersebut, setiap pelayan gereja menyampaikan kabar suka cita sorgawi kepada segenap warga yang dikunjunginya (melakukan evangelisasi).

 b.  Perkunjungan adalah pelayanan yang ditugaskan Tuhan kepada Gereja.
Jika demikian, maka dalam perkunjungan kita jangan melakukan hal-hal yang kita pikirkan dan bukan juga melakukan hal-hal yang dipikirkan oleh keluarga yang kita kunjungi. Yang harus dilakukan dalam kunjungan adalah hal-hal yang ada hubungannya dengan Firman Allah; atau lebih tepat dikatakan: melakukan-hal-hal yang dilihat dalam terang Firman Allah. Maksudnya: dalam kunjungan ini kita dapat berbicara dengan bebas tentang segala sesuatu yang dilihat dalam perspektif Firman Allah. Namun hal ini bukan berarti bahwa perkunjungan itu merupakan kotbah berjalan, melainkan apa pun yang dibicarakan dalam perkunjungan itu, semua harus berlangsung dalam terang Firman Allah, karena kita melakukan percakapan bersama di hadapan Allah.

Dengan demikian, kunjungan merupakan sarana efektif untuk berbicara tentang kehidupan secara non-formal, tanpa diikuti dengan formalitas pertemuan yang kaku. Dan semua ini selalu dirangkai dan dikaitkan dengan keberadaan manusia di hadapan Tuhan…

 c.  Perkunjungan tidak sama dengan Percakapan Pastoral
Banyak orang salah mengira bahwa perkunjungan itu adalah sama dengan percakapan pastoral, sehingga jika mau berkunjung orang harus siap membawa Alkitab dan Nyanyian Rohani. Dan dalam perkunjungan tersebut, keluarga yang dikunjungi diminta untuk menyampaikan apa yang menjadi pergumulan hidupnya. Perkunjungan tidak seperti itu!

Perkunjungan adalah upaya gereja dalam menyapa kehidupan dalam keluarga. Melalui perkunjungan gereja dapat menemani kehidupan keluarga yang dikunjungi sekaligus membangun relasi yang baik. Kalau dalam perkunjungan itu ada permasalahan yang harus disampaikan oleh keluarga (yang merupakan masalah pastoral), maka kita yang mengunjungi harus membuat janji untuk bertemu dalam pertemuan khusus, yang merupakan pertemuan lanjutan dan nantinya akan berkembang menjadi percakapan atau kasus pastoral. Oleh sebab itu, perkunjungan haruslah singkat dan secukupnya saja.

Demikianlah beberapa uraian singkat mengenai hakikat perkunjungan. Biarlah hal ini dapat menjadi sebuah pegangan kita untuk bisa mengunjungi warga yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita, agar kehidupan bergereja di Sambirejo ini semakin bergairah dan meningkat. Tuhan memberkati…
——
by Pdt. Firman Pandjaitan, Mth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar