Senin, 19 Desember 2011

Akulah Gembala Yang Baik

(Yoh. 10:11)

Ungkapan “Akulah Gembala yang baik” bukan merupakan kalimat yang berdiri sendiri; melainkan kalimat yang diberi keterangan yaitu, “yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”. Berarti dalam konteks ini, Gembala dikatakan baik jika ia mau memberikan nyawanya bagi para dombanya. Sedangkan bagi yang tidak mau berkorban bagi para dombanya, ia bukanlah gembala melainkan seorang upahan (lih. Ay. 12). Apa maknanya ini; terkhusus pada saat kita merayakan Adven yang ke-4?

Sebenarnya Yohanes mau mengungkapkan satu sikap mendasar yang harus ditumbuh kembangkan oleh setiap orang yang beriman dan selalu menantikan kedatangan Yesus Kristus; yaitu: sikap yang selalu peduli kepada orang lain. Dalam ayat 11 Yohanes mengungkapkan bahwa Seorang Gembala akan dikatakan baik jika Ia mau memperhatikan, mengayomi bahkan memberikan dirinya bagi keselamatan para dombanya. Ia bukanlah pribadi yang hanya memperhatikan dirinya sendiri dan tertutup bagi orang lain, melainkan pribadi yang selalu peduli dan tanggap terhadap situasi yang dialami orang lain.

Kalau mau jujur, saat ini sesungguhnya kita adalah domba yang dipercayakan untuk saling menggembalakan. Pertanyaannya adalah:  apakah kita sudah saling peduli terhadap sesama kita? Apakah kita merasa bahwa kehadiran kita di antara sesama kita dimaksudkan untuk memberi dan membagi berkat bagi mereka? Ataukah kita masih sibuk dengan diri kita sendiri?

Masa Adven adalah masa penantian, dan yang kita nanti adalah Tuhan kita yang peduli pada kehidupan. Alangkah tepat apabila dalam masa Adven ini kita juga belajar untuk selalu peduli kepada orang lain, sehingga penantian kita tidak sia-sia.

Tetapi alangkah lucunya bila seseorang menantikan kedatangan Tuhan yang peduli, namun ia sendiri tidak mau peduli kepada sesamanya.

Penulis : Pdt. Firman Pandjaitan, Mth.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar