Senin, 06 Februari 2012

Kesaksian dan Pelayanan

- Gereja yang menata dirinya sendiri -

Sejak berdirinya gereja, tidak pernah sekalipun gereja tidak diterpa badai/prahara; Selalu saja ada peristiwa yang menimpa gereja. Ini menunjukkan bahwa Gereja sungguh-sungguh hidup di dunia yang penuh dengan berbagai macam kemungkinan. Dan sekaligus hal ini juga yang dibutuhkan oleh Gereja agar Gereja bisa terus eksis dalam kehidupan nyata di dunia ini. Jika Gereja hanya berada dalam kenyamanan saja, maka Gereja tidak akan pernah bisa merasakan hidup yang sesungguhnya. Jadi berbahagialah Gereja yang selalu dirundung oleh berbagai macam pergumulan (catatan: tetapi hal ini jangan diartikan bahwa Gereja harus memuja penderitaan, sehingga menumbuhkan sikap masochistic = sikap yang mencintai penderitaan/ kesengsaraan).

Mengapa Gereja harus hidup dan bertahan dalam pergumulan, dan bahkan membutuhkan pergumulan tersebut? Karena sesungguhnya pergumulan itu adalah cara yang baik untuk dapat membawa Gereja menuju pada penghayatan terhadap kehidupan yang dijalaninya. Melalui pergumulan, Gereja diajak untuk melihat dirinya sendiri (ke dalam) dan sekaligus melihat berbagai macam penderitaan yang dialami oleh kehidupan di sekitar Gereja (ke luar). Melalui pergumulan, Gereja diajak untuk bisa menata dirinya sendiri (berefleksi), apakah hal ini terjadi karena memang merupakan jalan yang dikehendaki Tuhan atau karena sikap Gereja sendiri yang tidak mau tahu tentang situasi di sekitarnya? Karena seringkali pergumulan atau penderitaan itu terjadi akibat dari tindakan yang dilakukan oleh Gereja itu sendiri (misalnya: tidak mau peduli terhadap lingkungan, hanya hidup untuk dirinya sendiri, bahkan hanya memiliki keinginan untuk memperkaya diri sehingga lupa terhadap panggilan hakikinya).

Jika hal itu terjadi karena tindakan yang dilakukan sendiri, maka celakalah Gereja. Tetapi jika penderitaan atau pergumulan itu terjadi karena Gereja memperjuangkan keadilan dan kebenaran Tuhan sehingga Gereja harus menanggung hinaan dan siksaan; maka ini adalah jalan Tuhan yang harus ditempuh Gereja dalam menghadapi kehidupan nyata di dunia ini. Dan ini adalah berkat yang harus diterima. Bukankah dengan demikian jalan Gereja sama dengan jalan Tuhan (via dolorosa = Jalan salib?).

Agar dapat memahami makna Kesaksian dan Pelayanan, maka kita harus menghayati kehidupan bergereja dalam pemahaman Gereja yang menata dirinya sendiri. Pemahaman ini mengandung pengertian bahwa Gereja harus berani untuk mengambil sikap tegas dalam menghadapi kehidupan. Bukan ikut arus dan bukan hanya menjadi kelompok “yes man”; melainkan harus menjadi organisme yang bersikap tegas dalam menghadapi berbagai corak kehidupan dengan mempertahankan kebenaran, keadilan, dan cinta kasih. Gereja harus menjadi agen pembaharu bagi dunia ini; untuk itulah Gereja harus terlebih dahulu memulai segala sesuatunya dari dalam. Kita akan berusaha menata diri kita sendiri, sehingga kelak kita akan bertumbuh menjadi pribadi dewasa yang selalu peduli terhadap kehidupan.

Selamat bersaksi dan melayani, Tuhan memberkati....

Penulis : Pdt. Firman Pandjaitan, Mth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar